Arti Wacana
Minggu, 22 Januari 2012
Arti Wacana
Beberapa
definisi dan pendapat dari pakar-pakar bahasa mengenai wacana. Dalam
pengertian linguistik, wacana adalah kesatuan makna (semantis) antarbagian di
dalam suatu bangun bahasa. Oleh karena itu wacana sebagai kesatuan makna
dilihat sebagai bangun bahasa yang utuh karena setiap bagian di dalam wacana
itu berhubungan secara padu. Selain dibangun atas hubungan makna antarsatuan
bahasa, wacana juga terikat dengan konteks. Konteks inilah yang dapat
membedakan wacana yang digunakan sebagai pemakaian bahasa dalam komunikasi
dengan bahasa yang bukan untuk tujuan komunikasi. Menurut Hawthorn (1992)
wacana adalah komunikasi kebahasaan yang terlihat sebagai sebuah pertukaran di
antara pembicara dan pendengar, sebagai sebuah aktivitas personal di mana
bentuknya ditentukan oleh tujuan sosialnya. Sedangkan Roger Fowler (1977)
mengemukakan bahwa wacana adalah komunikasi lisan dan tulisan yang dilihat dari
titik pandang kepercayaan, nilai, dan kategori yang termasuk di dalamnya.
Foucault memandang wacana kadang kala sebagai bidang dari semua pernyataan,
kadang kala sebagai sebuah individualisasi kelompok pernyataan, dan kadang kala
sebagai sebuah praktik regulatif yang dilihat dari sejumlah pernyataan.
Pendapat lebih jelas lagi dikemukakan oleh J.S. Badudu (2000) yang memaparkan;
wacana sebagai rentetan kalimat yang berkaitan dengan, yang
menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi yang lainnya, membentuk satu
kesatuan, sehingga terbentuklah makna yang serasi di antara kalimat-kalimat
itu. Selanjutnya dijelaskan pula bahwa wacana merupakan kesatuan bahasa
terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan
koherensi dan kohesi yang tinggi yang berkesinambungan,yang mampu mempunyai
awal dan akhir yang nyata,disampaikan secara lisan dan tertulis.
Sementara itu Samsuri memberi penjelasan mengenai wacana,
menurutnya;
wacana ialah rekaman kebahasaan yang utuh tentang peristiwa
komunikasi, biasanya terdiri atas seperangkat kalimat yang mempunyai hubungan
pengertian yang satu dengan yang lain. Komunikasi itu dapat menggunakan
bahasa lisan, dan dapat pula memakai bahasa tulisan.
Lull (1998) memberikan penjelasan lebih sederhana mengenai wacana,
yaitu cara objek atau ide diperbincangkan secara terbuka kepada publik sehingga
menimbulkan pemahaman tertentu yang tersebar luas. Mills (1994) merujuk
pada pendapat Foucault memberikan pendapatnya yaitu wacana dapat dilihat dari
level konseptual teoretis, konteks penggunaan, dan metode penjelasan.
Berdasarkan level konseptual teoretis, wacana diartikan sebagai
domain dari semua pernyataan, yaitu semua ujaran atau teks yang mempunyai makna
dan mempunyai efek dalam dunia nyata. Wacana menurut konteks
penggunaannya merupakan sekumpulan pernyataan yang dapat dikelompokkan ke dalam
kategori konseptual tertentu. Sedangkan menurut metode penjelasannya,
wacana merupakan suatu praktik yang diatur untuk menjelaskan sejumlah
pernyataan.
Dari uraian di atas, jelaslah terlihat bahwa wacana merupakan
suatu pernyataan atau rangkaian pernyataan yang dinyatakan secara lisan ataupun
tulisan dan memiliki hubungan makna antarsatuan bahasanya serta terikat
konteks. Dengan demikian apapun bentuk pernyataan yang dipublikasikan melalui
beragam media yang memiliki makna dan terdapat konteks di dalamnya dapat dikatakan
sebagai sebuah wacana.
Jenis-Jenis Wacana
Leech mengklasifikasikan wacana berdasarkan fungsi bahasa seperti
dijelaskan berikut ini;
1. Wacana ekspresif, apabila wacana
itu bersumber pada gagasan penutur atau penulis sebagai sarana ekspresi,
seperti wacana pidato;
2. Wacana fatis, apabila wacana itu
bersumber pada saluran untuk memperlancar komunikasi, seperti wacana perkenalan
pada pesta;
3. Wacana informasional, apabila
wacana itu bersumber pada pesan atau informasi, seperti wacana berita dalam
media massa;
4. Wacana estetik, apabila wacana itu
bersumber pada pesan dengan tekanan keindahan pesan, seperti wacana puisi dan
lagu;
5. Wacana direktif, apabila wacana itu
diarahkan pada tindakan atau reaksi dari mitra tutur atau pembaca, seperti
wacana khotbah.
Berdasarkan saluran komunikasinya, wacana dapat dibedakan atas;
wacana lisan dan wacana tulis. Wacana lisan memiliki ciri adanya penutur dan
mitra tutur,bahasa yang dituturkan, dan alih tutur yang menandai giliran
bicara. Sedangkan wacana tulis ditandai oleh adanya penulis dan pembaca, bahasa
yang dituliskan dan penerapan sistem ejaan.
Wacana dapat pula dibedakan berdasarkan cara pemaparannya, yaitu
wacana naratif, wacana deskriptif, wacana ekspositoris, wacana argumentatif,
wacana persuasif, wacana hortatoris, dan wacana prosedural.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar